Mainstreaming kajian gender dan anak merupakan salah satu dari sekian upaya PSGA LPPM IAIN Kendari untuk memberikan pembekalan ideologis kepada para mahasiswa-mahasiswi IAIN Kendari. Pada kesempatan kali ini, Ibu Prof. Dr. Aisyah Kara, M.A., Ph.D. didaulat oleh Kepala Pusat Studi Gender dan Anak LPPM, Ibu Sitti Aisyah Mu’min, S.Ag., M.Pd. sebagai pemateri untuk mengawal bahasan perspektif gender dalam kajian akademis.
Tampak pula pada kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat LPPM ini inisiator sekaligus pendiri PSGA, Ibu Dr. Hadi Machmud, M.Pd. beserta pegiat kajian gender dan anak, Ibu Dr. Ros Mayasari, M.Si., yang juga merupakan Ketua PSGA LPPM pada periode sebelumnya. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri para pemerhati kajian gender dan anak seperti Ibu Beti Mulu, M.Pd. dan mahasantriwati dari Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari.
Melalui konsepsi a gender looking glass, beliau menekankan kepada para mahasiswa-mahasiswi pentingnya mempromosikan kesetaraan gender dalam kegiatan penelitian terutama ketika menangkap sebuah fenomena yang mereka temui di masyarakat. Menurut beliau, hal itu sekaligus dapat membantu pemerintah atau stakeholders dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan yang berdampak pada perilaku di komunitas masyarakat.
Namun beliau tidak lupa menegaskan kepada para peserta bahwa kajian gender bukan hanya melulu soal perempuan. Laki-laki sebenarnya merupakan bagian masyarakat yang sering dikesampingkan. Sebab menurut beliau, masyarakat patriarkal menaruh harapan begitu tinggi kepada laki-laki sekaligus menutup kesempatan kepada perempuan. Kajian gender menyasar kesetaraan peran dan kontribusi bukannya kesetaraan kodrat.
Prof. Aisyah menyarankan metode Focus Group Discussion dalam mengkaji fenomena bias gender di komunitas yang sedang dikaji. Terutama yang melibatkan kekerasan pada salah satu pihak baik laki-laki maupun perempuan. Apalagi dalam konteks keluarga, di mana akibat dapat meluas ke siapa saja termasuk anak dan keluarga dekat. Anak merupakan anggota keluarga, secara khusus, dan anggota masyarakat, secara umum, merupakan korban yang paling sering disepelekan namun dampaknya paling berbahaya jika tidak diantisipasi lebih awal.
Menutup bahasan dan mengantar sesi diskusi, Prof. Aisyah menyarankan kepada para mahasiswa-mahasiswi untuk menyaring informasi dan menyesuaikan perilaku dengan pertimbangan saling memahami sekaligus saling tolong-menolong dan itu ditujukan baik bagi laki-laki maupun perempuan.
More Stories
Kapuslitpen Targetkan 8 Jurnal di IAIN Kendari Akan Meraih Akreditasi Minimal Peringkat 2 Di Penghujung Tahun 2023, Pengelola Jurnal Siap Bekerja Keras!
Surat Penyampaian Laporan Antara Penelitian Litabdimas SBK Lingkup IAIN Kendari Tahun 2023
Mahasiswa Kkn Iain Kendari di Bombana Dan Konawe Selatan Berakhir, 100 Produk Ekonomi Kreatif Berhasil Dihasilkan.