March 29, 2024
March 29, 2024

LP2M IAIN KENDARI

Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Kendari

Bahas Agama dan Budaya di Era Post-Truth, Dua Guru Besar Ajak Penyimak Drakor Banyak “Ngaji”

Agama dan budaya merupakan dua institusi kehidupan yang tidak pernah selesai dikupas namun selalu menarik untuk dibahas. Keduanya tidak hanya menyentuh namun sekaligus mengatur segala sendi kehidupan manusia. Keduanya pun kerap dipertentangkan sebagai dua sisi yang nampaknya tak dapat didamaikan. Tidak jarang pula keduanya disandingkan secara harmonis di atas kepentingan kedamaian hidup manusia.

Indonesia merupakan negeri yang kaya akan tradisi dan warisan keberagaman agama serta budaya. Tidak hanya itu, Indonesia juga merupakan rumah bagi agamawan dan budayawan yang keluasan serta silsilah ilmunya tidak lagi diragukan. Namun tiap era melahirkan dinamikanya sendiri. Era post-truth, yang sekarang ini kita jalani, melahirkan paradigma baru yang secara terbuka menantang otoritas keilmuan yang selama ini tradisi dan warisannya diturunkan oleh para cendekiawan bangsa.

Dr. Ashadi L. Diab menjadi moderator pada Drakor Episode 4 kali ini.

Paradigma yang seperti apa yang mampu menjamin tantangan sebesar itu? Bagi yang penasaran, LP2M IAIN Kendari kembali menggelar Drakor (Daurah Ramadhan Korner) dengan tajuk “Agama dan Budaya di Era Post-Truth” pada hari ini, Ahad tanggal 17 Mei 2020 yang dapat disaksikan secara langsung baik melalui layanan konferensi daring Zoom atau aliran langsung melalui kanal Youtube LP2M IAIN Kendari mulai pukul 10.00 a.m WITA.

Drakor Episode 4 ini dipastikan lebih ramai dari episode-episode sebelumnya. Pada kesempatan ini, LP2M mengundang Prof. Dr. Irwan Abdullah, MA. dan Prof. Ismail Fajrie Alatas, Ph.D. yang secara khusus live dari New York Amerika Serikat. Menurut Ketua LP2M, Dr. Abdul Kadir, M. Pd. ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa sehari sebelum jadwal tayang saja peserta pendaftar sudah melebihi angka seribu.

Episode kali ini merupakan bentuk apresiasi kami kepada para penyimak setia Drakor. Dengan menghadirkan pembicara yang sudah dikenal di dunia internasional, kami harap acara ini semakin memberi manfaat.”

Dr. Abdul Kadir, M. Pd., Ketua LP2M IAIN Kendari.

Prof. Dr. Irwan Abdullah, MA. didaulat sebagai pembicara pertama. Guru Besar Antropologi FIB UGM ini menyampaikan apresiasi kepada LP2M IAIN Kendari yang sudah menginisiasi kegiatan Drakor ini. Sebab beliau sendiri sering mengampanyekan suluh ilmu dari bagian timur Indonesia dan tidak didominasi oleh wilayah barat. Selanjutnya, beliau menjabarkan bahwa hari ini justru bukan lagi tentang otorisasi namun de-otorisasi di mana tradisi sudah mulai digeser oleh arsip pengetahuan yang sudah mulai mapan diemban oleh teknologi. Hal ini tentu mempengaruhi tradisi keilmuan yang salah satu dampaknya adalah penutupan program studi di PT karena skill tawarannya sudah bisa diakses secara gratis melalui media sosial seperti Youtube.

Prof. Dr. Irwan Abdullah, MA. saat memberikan penjelasan kepada para penyimak Drakor Episode 4

Beliau menegaskan bahwa Post-Truth merujuk pada interpretasi yang liar berkembang di luar dengan mengesampingkan data serta fakta yang ada. Hal ini lah yang menyebabkan substansi agama serta budaya kalah pamor oleh simbolisasi agama atau budaya. Dampaknya cukup mengkhawatirkan, tegas beliau, karena kelompok minoritas bahkan asal muasal dari suatu tradisi justru akan mengalami penindasan dari kelompok mayoritas yang hanya menang atribut saja. Situasi ini selanjutnya akan mengikis tradisi filosofi suatu disiplin keilmuan. Sehingga orang akan terjerumus pada praktik keilmuan semu tanpa ruh dan menjadi fanatik.

Beliau menyebutkan bahwa akselerasi, repetisi, serta objektifikasi telah menaklukkan substansi. Akselerasi membuat kecepatan perputaran informasi mengalahkan kemampuan orang mencerna informasi. Repetisi menghasilkan gimik di mana keberulangan informasi mampu membuat informasi itu diterima secara luas tanpa menghiraukan benar atau tidaknya. Selanjutnya, objektifikasi lebih memainkan emosi dan perasaan publik ketimbang signifikansi metodis dari esensi agama atau budaya. Akhirnya, yang tidak substansial tidak lagi mendapat perhatian sehingga menghilangkan sikap kritis masyarakat agar dapat digiring ke agenda tertentu.

Beliau mengingatkan bahwa umat harus mewaspadai agenda propaganda di balik hal itu. Sebab agama hanya menjadi sarana untuk menjustifikasi paham atau perilaku tertentu. Selanjutnya, Prof. Fajrie menyambung bahasan dengan mengulik istilah Post-Truth itu sendiri. Menurut beliau, istilah tersebut sampai saat ini masih mengundang rasa penasarannya. Sebab untuk membahas lebih lanjut tentang Post-Truth maka terlebih dahulu mesti memahami Truth yang merupakan landasan pijaknya. Sebab ada semacam jurang yang memisahkan fakta dengan rujukan realitasnya sehingga kebenaran tidak pernah menemui bentuk utuhnya.

Prof. Dr. Ismail Fajrie Alatas, MA. menyapa penyimak Drakor Episode 4 langsung dari New York, Amerika Serikat

Asisten Professor Kajian Islam dan Timur Tengah dari New York University ini meminta penyimak untuk berhati-hati memeriksa struktur argumen yang melandasi sebuah pernyataan. Sepakat dengan Prof. Irwan yang menegaskan kontemplasi sebelum aplikasi, Prof. Fajrie juga menegaskan verifikasi otoritas produsen kebenaran. Sebab dengan itu peng’akal’an terhadap kebenaran bisa diungkap untuk mengawasi berbagai bentuk rezim kebenaran yang menyasar lapisan tertentu pula dari masyarakat. Dengan mengutip Imam Al-Ghazali, beliau mengingatkan umat beragama untuk terbuka terhadap potensi-potensi kebenaran dari berbagai sisi karena setiap disiplin keilmuan atau kajian punya struktur kebenarannya sendiri.

Media sosial dengan perangkat teknologis memadai, menurut Prof. Irwan, bisa menjamin suatu rezim kebenaran selama aktivitasnya menemui korespondensi atau basis pendukungnya. Sehingga untuk memutus mata rantai sesat pikir yang menjamur bisa dengan mewaspadai diri sendiri terhadap kemungkinan ego sektoral atau kebanggaan berlebihan yang dimungkinkan oleh usaha pencarian kebenaran itu sendiri. Beliau mengajak para penyimak agar kembali menekuni kajian epistemologis yang melahirkan tradisi beragama dan berbudaya. Hal ini bisa dimulai dari mengaji kitab-kitab Ulama dan Budayawan agar kita bisa mengerti bangunan argumen mereka dalam usaha pencanangan suatu klaim kebenaran.

Ketua LP2M, Dr. Abdul Kadir, MA. menghaturkan terima kasih atas kesediaan para narasumber meluangkan waktunya berbagi ilmu bersama para penyimak setia Drakor LP2M IAIN Kendari.

Bagi yang tidak sempat menyaksikan lewat aplikasi Zoom atau Youtube melalui live streaming, penyimak masih dapat menuju tautan berikut:

https://youtu.be/IaHJ0KOVd34

Bagi peserta yang telah melakukan registrasi dan konfirmasi saat Live Streaming Drakor Episode 4 ingin mengunduh E-Sertifikat dapat mengecek pada tautan berikut:

https://drive.google.com/drive/folders/1_ctiEt4f7o_SJ33t7QUoJqQa_Dc4dbS0?usp=sharing

Bagi yang tidak menemukan E-Sertifikat atas nama bersangkutan dan telah melakukan registrasi sebelumnya dapat menghubungi panitia melalui nomir kontak di pamflet atau mengirim surel dengan menulis nama lengkap beserta alamat e-mail ke: [email protected]